JalinJanji.com
Media relationship terkemuka di Indonesia.
Jaliners, pernah nggak sih kalian merasa sedang menjalani momen yang seolah-olah sudah pernah terjadi sebelumnya, apalagi saat bersama orang yang kalian sayangi? Momen itu seperti potongan film yang familiar, padahal kamu yakin belum pernah mengalami sebelumnya. Nah, sensasi ini disebut dengan “dejavu” dan ternyata, dalam dunia percintaan, dejavu bisa membawa perasaan yang cukup kompleks.
Masalahnya, banyak orang mulai mengaitkan dejavu dengan makna-makna romantis seperti tanda jodoh, pertanda masa lalu yang belum selesai, atau sinyal alam semesta tentang seseorang yang “tepat”.
Tapi, benarkah begitu? Apa sebenarnya arti dejavu dalam percintaan? Yuk, Jaliners, kita bedah bersama secara logis, ilmiah, tapi tetap menyentuh sisi emosional kita semua.
Dejavu adalah istilah dari bahasa Prancis yang berarti “pernah melihat”. Dalam konteks psikologi, dejavu adalah sensasi saat seseorang merasa familiar dengan sebuah situasi, padahal kenyataannya belum pernah mengalaminya.
Fenomena ini terjadi karena adanya “kesalahan” dalam cara otak memproses memori jangka pendek dan panjang. Otak kita seolah menaruh memori baru ke tempat memori lama, sehingga membuat kita merasa seolah momen itu sudah pernah terjadi.
Namun dalam percintaan, dejavu sering diartikan lebih dalam dan emosional, karena biasanya terjadi dalam momen-momen yang personal, seperti saat ngobrol bareng gebetan, jalan bareng pasangan, atau bahkan saat perpisahan.
Jaliners, ketika kamu mengalami dejavu dengan seseorang yang kamu sukai atau cintai, berikut beberapa makna yang sering dikaitkan dengan fenomena ini:
Dalam kepercayaan spiritual dan konsep reinkarnasi, dejavu dianggap sebagai potongan memori dari kehidupan masa lalu. Jika kamu merasakan dejavu dengan pasanganmu, bisa jadi kalian pernah bertemu dalam “hidup yang lain”.
Meskipun ini belum terbukti secara ilmiah, banyak orang percaya bahwa chemistry yang kuat bisa jadi berasal dari keterikatan jiwa di masa lampau.
Kalau kamu merasakan dejavu saat bersamanya, sebagian orang percaya ini adalah sinyal dari alam bahwa dia adalah “the one”.
Perasaan familiar bisa diartikan sebagai bentuk koneksi spiritual yang mendalam, seolah-olah alam semesta sedang memberi tahu kamu bahwa orang ini memang ditakdirkan untuk hadir dalam hidupmu.
Dejavu juga bisa menjadi “alarm” dari bawah sadar. Jika kamu merasakannya dalam konteks yang tidak menyenangkan, misalnya saat pertengkaran, mungkin ini adalah sinyal bahwa kamu sedang mengulang pola hubungan yang buruk dari masa lalu. Saatnya introspeksi, Jaliners.
Kamu pernah gagal move on? Nah, dejavu bisa menjadi refleksi dari perasaan yang masih terpendam.
Misalnya, kamu merasa pernah menjalani percakapan yang sama dengan mantanmu, padahal sekarang kamu sedang dengan orang baru. Ini bisa berarti kamu belum benar-benar melepaskan kenangan lama.
Dalam beberapa kasus, dejavu muncul saat seseorang sedang berada dalam puncak emosional—baik itu bahagia, sedih, atau gugup.
Kalau kamu mengalami dejavu dalam momen bahagia bersama pasangan, bisa jadi ini adalah tanda bahwa kamu benar-benar menikmati saat itu dan otakmu sedang “menandainya” sebagai memori spesial.
BACA JUGA: Mokondo Adalah Sindiran Keras Untuk Pria, Apa Artinya?
Meskipun banyak makna emosional yang dikaitkan, para ilmuwan punya penjelasan yang lebih logis. Dejavu terjadi karena:
Tapi jangan salah, meski penjelasannya ilmiah, tidak berarti pengalamanmu tidak valid. Justru, memahami sisi logis dan emosionalnya bisa membantumu mengenali lebih dalam hubungan yang sedang kamu jalani.
Dejavu bisa jadi menyenangkan, membingungkan, atau bahkan bikin baper. Maka dari itu, penting buat Jaliners tahu cara menyikapinya dengan bijak:
Yang paling penting, jangan jadikan dejavu sebagai satu-satunya dasar dalam mengambil keputusan dalam hubungan. Perasaan memang penting, tapi logika tetap harus jalan ya, Jaliners.
Seringkali, dejavu disalahartikan sebagai intuisi. Padahal keduanya berbeda.
Kalau kamu merasa pernah melalui momen yang sama dengan pasangan, itu dejavu. Tapi kalau kamu merasa yakin bahwa dia adalah orang yang tepat tanpa alasan kuat, itu intuisi.
Keduanya bisa berjalan beriringan, tapi penting buat membedakannya agar tidak salah ambil langkah.
Berikut beberapa tanda bahwa kamu sedang mengalami dejavu, khususnya dalam konteks hubungan:
Misalnya, saat kamu dan pasangan ngobrol di tempat baru, tapi kamu merasa semua ini sudah terjadi sebelumnya—topik, tempat, bahkan ekspresinya.
Tiba-tiba kamu bisa “memprediksi” bahwa pasanganmu akan mengatakan sesuatu, dan ternyata benar. Ini karena otakmu merasa sudah merekam adegan itu sebelumnya.
Saat dejavu terjadi, kamu mungkin merasa lebih emosional, entah itu bahagia, sedih, atau bahkan takut. Ini terjadi karena otak menautkan momen itu ke emosi yang kuat.
Dejavu dalam percintaan sering terjadi saat kamu dan pasangan sedang dalam momen tenang, intens, dan saling terkoneksi. Ini membuatnya terasa lebih magis dan bermakna.
Banyak kepercayaan menyebutkan bahwa dejavu adalah pertanda spiritual, baik dari masa lalu, masa depan, ataupun alam semesta. Beberapa bahkan mengaitkannya dengan konsep twin flame atau soulmate.
Walau secara ilmiah belum bisa dibuktikan, tapi jika kamu merasa dejavu memberimu ketenangan, maka tidak ada salahnya untuk percaya. Spiritualitas adalah soal keyakinan, bukan soal pembuktian.
Namun tetap, penting untuk tetap realistis. Hubungan yang sehat dibangun dari komunikasi, kepercayaan, dan komitmen, bukan sekadar “rasa pernah mengalami”.
Jaliners, arti dejavu dalam percintaan memang bisa sangat beragam, mulai dari pertanda jodoh hingga sinyal bawah sadar. Yang terpenting adalah bagaimana kamu menyikapinya secara bijak. Jangan terlalu larut dalam tafsir emosional, tapi juga jangan menutup kemungkinan bahwa perasaanmu valid.
Dejavu adalah jendela kecil dari bagaimana otak dan hati kita bekerja bersama. Jadi, kalau kamu mengalaminya, nikmati saja momen itu sambil terus menjaga hubunganmu dengan cara yang sehat dan dewasa.