Istilah-istilah dalam bahasa gaul terus berkembang seiring dengan maraknya penggunaan media sosial. Salah satu istilah yang tengah menjadi perbincangan adalah mokondo. Istilah ini merujuk pada laki-laki yang hanya mengandalkan daya tarik fisik dan rayuan untuk mendapatkan keuntungan dari pasangannya, baik secara finansial maupun emosional.
Fenomena ini semakin ramai diperbincangkan di berbagai platform, terutama TikTok.
Apa Itu Mokondo?
Secara etimologis, mokondo merupakan singkatan dari “modal kont*l doang”, yang menggambarkan pria yang tidak berusaha dalam hubungan, tetapi hanya mengandalkan tampang atau rayuan untuk mendapatkan keuntungan dari pasangannya.
Fenomena ini dianggap sebagai red flag dalam sebuah hubungan karena mencerminkan ketimpangan dan sifat egois.
Dalam berbagai unggahan di media sosial, cowok mokondo digambarkan sebagai seseorang yang:
- Tidak mau berusaha dalam hubungan
- Menghindari komitmen
- Memanfaatkan pasangan secara finansial
- Cenderung egois dan kurang empati
- Hanya tertarik pada keuntungan sepihak
Fenomena ini memicu banyak diskusi di kalangan netizen, terutama perempuan yang merasa pernah terjebak dalam hubungan dengan tipe pria seperti ini.
Mengapa Mokondo Dianggap Berbahaya dalam Relationship?
Dalam hubungan yang sehat, kedua belah pihak seharusnya memiliki keseimbangan dalam memberi dan menerima.
Namun, mokondo cenderung hanya ingin menerima tanpa memberikan kontribusi yang setimpal. Ketimpangan ini dapat menyebabkan:
- Pasangan merasa tidak dihargai
- Kelelahan emosional akibat terus memberi tanpa menerima
- Kurangnya rasa kepercayaan terhadap hubungan berikutnya
- Trauma finansial akibat harus terus menanggung beban keuangan pasangan
Tidak sedikit perempuan yang akhirnya memilih untuk mengakhiri hubungan setelah menyadari bahwa pasangan mereka termasuk dalam kategori mokondo.
BACA JUGA: Ketahui Arti Double Date, Manfaat, dan Tipsnya
Bagaimana Mengenali Mokondo?
Agar tidak terjebak dalam hubungan yang tidak sehat, penting untuk mengenali tanda-tanda pria yang termasuk kategori mokondo. Beberapa tanda yang bisa diidentifikasi antara lain:
- Tidak pernah membayar atau berkontribusi finansial saat berkencan.
- Hanya tertarik pada aspek fisik dari pasangannya, tanpa peduli aspek emosional atau intelektual.
- Selalu mencari alasan untuk menghindari tanggung jawab.
- Menghindari komitmen dan hanya menginginkan hubungan santai.
- Jarang menunjukkan usaha dalam hubungan, seperti memberi perhatian atau kejutan kecil.
Fenomena Mokondo di Media Sosial
Istilah mokondo menjadi semakin viral di TikTok, dengan banyak pengguna yang membuat konten edukatif dan pengalaman pribadi terkait fenomena ini. Data dari platform analitik media sosial menunjukkan bahwa penggunaan istilah mokondo meningkat hingga 150% dalam beberapa bulan terakhir.
Banyak netizen, terutama dari generasi Z, membagikan pengalaman mereka tentang bagaimana mereka terjebak dalam hubungan dengan pria mokondo dan bagaimana mereka akhirnya menyadari tanda-tandanya sejak awal.
Fenomena Tobrut dan Kaitannya dengan Bahasa Gaul Gen Z
Selain mokondo, istilah lain yang juga tengah populer di kalangan Gen Z adalah tobrut. Istilah ini merupakan singkatan dari “to” yang menggambarkan bagian tubuh wanita di daerah dada, dan “brut” yang berarti brutal. Kata ini digunakan oleh sebagian pengguna media sosial untuk menggambarkan perempuan dengan ukuran dada besar.
Fenomena ini banyak muncul dalam video TikTok di mana pengguna berbagi pengalaman mereka terkait komentar atau stereotip yang mereka terima karena bentuk tubuh mereka. Meski sering digunakan dalam konteks bercanda, istilah ini berpotensi menimbulkan dampak negatif, terutama jika digunakan untuk mengejek atau merendahkan seseorang.
Kemunculan istilah-istilah baru seperti mokondo dan tobrut mencerminkan dinamika komunikasi di era digital. Namun, penggunaannya juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan pendidik dan ahli bahasa. Beberapa guru menyarankan agar generasi muda tetap mengutamakan bahasa yang baik dan benar dalam konteks formal.
Munculnya istilah mokondo dan tobrut menunjukkan bagaimana bahasa terus berkembang dalam budaya digital. Meskipun istilah-istilah ini menjadi bagian dari komunikasi generasi Z, penting untuk menggunakan bahasa dengan bijak agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi orang lain.
Dalam hubungan, mengenali tanda-tanda mokondo bisa membantu seseorang menghindari hubungan yang tidak sehat. Sementara itu, penggunaan istilah seperti tobrut sebaiknya dipertimbangkan agar tidak menyinggung atau merugikan pihak lain.