JalinJanji.com
Media relationship terkemuka di Indonesia.
Jaliners, kamu pasti pernah bertanya-tanya: jodoh termasuk qada atau qadar? Pertanyaan ini sering muncul saat kita mulai serius memikirkan masa depan, apalagi soal pasangan hidup. Banyak yang bingung, apakah jodoh sudah ditentukan sejak awal oleh Allah, atau kita masih bisa memilih dan mengusahakannya?
Perbedaan antara qada dan qadar sering kali membuat makin bingung, apalagi jika belum benar-benar memahami maknanya secara utuh.
Nah, di artikel ini, kamu akan menemukan jawaban tuntas tentang posisi jodoh dalam konsep takdir Islam. Apakah jodoh benar-benar mutlak takdir dari Allah, atau ada peran usaha dan pilihan kita? Yuk, simak penjelasan lengkapnya sampai akhir biar kamu enggak cuma paham, tapi juga bisa menjelaskan ke orang lain!
Sebelum menjawab apakah jodoh termasuk qada atau qadar, kita perlu memahami dulu apa itu qada dan qadar. Meskipun dua istilah ini sering disebut bersamaan, keduanya punya makna yang berbeda.
Secara sederhana, qada adalah keputusan Allah yang bersifat mutlak dan sudah tertulis di Lauh Mahfuz. Sedangkan qadar adalah proses terjadinya keputusan itu dalam kehidupan nyata. Jadi, qada bisa diibaratkan sebagai blueprint atau rancangan, sedangkan qadar adalah pelaksanaannya di dunia nyata.
Dengan memahami perbedaan ini, kita jadi punya bekal kuat untuk menjawab pertanyaan utama: apakah jodoh termasuk qada atau qadar?
Nah, Jaliners, ini dia inti pembahasan kita. Dalam Islam, jodoh termasuk qadar, namun juga ada unsur qada di dalamnya. Kok bisa begitu?
Jodoh adalah bagian dari takdir Allah. Dalam hal ini, Allah sudah mengetahui dan menetapkan siapa jodoh kita jauh sebelum kita dilahirkan, ini termasuk dalam qada. Namun, untuk sampai pada jodoh itu, kita tetap harus berusaha, dan di sinilah unsur qadar bekerja.
Artinya, jodoh adalah takdir yang bisa terjadi berdasarkan proses, usaha, dan pilihan. Kamu tetap perlu mencari, mengenal, dan memantaskan diri. Bahkan, dalam beberapa hadis disebutkan bahwa jodoh itu bisa berubah tergantung dari doa dan usaha seseorang.
BACA JUGA: 5 Aplikasi Cari Jodoh Gratis Terbaik Tanpa VIP & Biaya Tambahan!
Dalam Al-Qur’an dan hadis, ada banyak dalil yang menunjukkan bahwa Allah sudah menetapkan segala sesuatu, termasuk jodoh. Tapi para ulama juga menjelaskan bahwa manusia tetap diberi kehendak untuk memilih dan berikhtiar.
Beberapa dalil penting yang sering dikaitkan dengan topik ini antara lain:
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami menciptakannya.”
Ayat ini menjadi dasar bahwa segala sesuatu, termasuk jodoh, sudah ditetapkan sejak awal oleh Allah. Ini adalah bentuk dari qada.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada yang dapat menolak takdir kecuali doa…” (HR. Tirmidzi)
Hadis ini menunjukkan bahwa qadar bisa berubah melalui usaha dan doa yang sungguh-sungguh. Jadi, meskipun jodoh sudah ditetapkan, kita tetap bisa mengusahakan yang terbaik.
Seringkali, banyak orang merasa pasrah dan menyerahkan sepenuhnya kepada takdir. Padahal dalam Islam, usaha tetap diwajibkan. Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai mereka sendiri yang mengubahnya.
Bentuk Usaha yang Bisa Kamu Lakukan:
BACA JUGA: Inilah Doa Minta Jodoh dengan Menyebut Nama, Manjur!
Jaliners, usaha dan doa bukan hanya soal “menjemput” jodoh, tapi juga bagian dari ujian keimanan kita. Kita tidak tahu siapa yang ditakdirkan, tapi kita wajib berikhtiar seolah-olah kita tidak tahu, dan berserah seolah-olah semuanya sudah pasti.
Ini salah satu pertanyaan yang juga sering muncul. Jawabannya: bisa, dalam konteks qadar mu’alla, takdir yang masih bisa berubah jika manusia berdoa atau berusaha.
Dalam situasi seperti ini, perubahan jodoh bukan berarti kamu gagal, tapi mungkin Allah ingin memberikan yang lebih baik. Allah tahu apa yang terbaik untukmu, bahkan ketika kamu merasa sudah yakin dengan pilihanmu.
Menunggu jodoh bukan berarti pasrah tanpa arah. Justru, ini adalah waktu emas untuk memperkuat diri, memperluas wawasan, dan memperbaiki niat. Banyak kisah sukses jodoh yang datang di waktu yang tepat setelah seseorang selesai “menata dirinya”.
Jaliners, Allah tidak pernah terlambat memberikan jodoh. Yang penting, kamu siap ketika jodoh itu datang.
Banyak yang mengira menikah adalah kewajiban, padahal hukum menikah tergantung pada kondisi seseorang. Bagi sebagian orang, menikah bisa menjadi wajib, sunnah, bahkan makruh, tergantung dari kesiapan lahir dan batin.
Pahami bahwa jodoh bukan sekadar “menikah cepat”, tapi menikah dengan siap dan tepat. Maka, menanti jodoh juga bagian dari ibadah, jika dilakukan dengan niat yang benar.
BACA JUGA: 10 Ciri-Ciri Jodoh Sudah Dekat, Ketahui Tanda ini!
Jaliners, dari pembahasan tadi kita bisa simpulkan bahwa jodoh termasuk dalam qadar, namun juga memiliki unsur qada karena sudah tertulis dalam takdir Allah sejak awal. Namun, itu bukan berarti kamu pasrah tanpa usaha. Justru, Islam mengajarkan keseimbangan antara ikhtiar dan tawakal.
Teruslah memperbaiki diri, jangan lelah berdoa, dan yakinlah bahwa jodoh terbaik akan datang di waktu yang paling tepat. Jangan lupa, cinta sejati adalah yang mengantarkanmu pada ridha Allah.